I.
Formula
Asli :
Ringer Lactat Infuse
II.
Master
Formula
Nama
produk : Ringcall Lactat ®
Infusion
Jumlah
Produk : 2 Botol @
1000 ml
No.
Registrasi : DKL 1020100949 A
1
No.
Batch : K 210511
Tiap
1000 ml mengandung
Natirum Klorida 6 %
Natirum Laktat 3 %
Kalium Klorida 0,03 %
Kalsium Klorida 0,015 %
Aqua Pro Injeksiad ad
1000 ml
Pabrik
PT. C-OKTA FARMA
|
Nama
Produk
Ringcall Lactat ® Infusion
|
||
Tanggal
Produksi
21-05-2011
|
Master
Formula
Ringcall Lactat ® Infusion
|
Di
Buat
C8
|
Disetujui
Balai POM
|
Kode Bahan
|
Nama Bahan
|
Per Dosis
|
Per Batch
|
001 - NaCl
002 - NaLk
003 - KCl
004 - CaCl2
005 - WI
|
Natrium
Klorida
Sodium
Laktat
Kalium
Klorida
Kalsium
Klorida
Water
for Injection
|
6,09
gram
304 mg
152 mg
3,045 gram
ad 1000 ml
|
375
gram
262,5
mg
ad
50,5 ml
ad
2000 ml
|
III.
Alasan
Penambahan Bahan
1.
Natrium
Klorida
a.
Menurut
Ansel, Hal. 449
Natrium,
kation utama ekstra sel sangat penting untuk mempertahankan kenormalan cairan
ekstra sel. Kebutuhan harian Na. rata-rata 135 – 170 mEq (8 – 10 gram NaCl).
Tubuh dapat menahan Na. bila ion ini hilang atau jumlahnya kurang dalam
makanan. Bila terjadi kehilangan Na atau kekurangan Na. pemberiaan 3 – 5 gram
NaCl (51 – 85 mEq) setiap harinya akan mencegah imbangan negatif Na. walaupun
elektrolit dan mineral lain seperti kalsium, mangnesium dan besi hilang
(dikeluarkan) dari tubuh, tetapi umumnya mineral-mineral tersebut tidak
dibutuhkan selama terapi parenteral jangka pendek.
b.
Menurut
RPS, Hal. 820
Larutan
garam ini lebih dekat komposisi cairan ekstraseluler tubuh maka solusi dan
setiap garam hingga lainnya. Misalnya lebih dari 90 % dari kation cairan
ekstraseluler adalah Natrium. Lebih dari 60 % adalah anion klorida kira-kira
0,9 % terjadi tekanan osmosis yang sama seperti cairan tubuh yang isotonis.
Cairan tubuh yang demikian harus larutan isotonis (injeksi) dapat disuntikkan
tanpa menimbulkan distonis yang cukup dalam komposisi kimia dan larutan.
c.
Menurut
Scoville’s, Hal. 151
Nilai
osmotik normal untuk semua jaringan tubuh misalnya darah, air mata atau cairan
jaringan lainnya. Identik yang diberikan oleh suatu larutan 0,9 % NaCl dengan
demikian 0,9 % NaCl dikatakan isotonik atau fisiologis yaitu memiliki tekanan
osmosis yang sama dengan cairan jariangan manusia.
d.
Menurut
Excipient, Hal. 226
NaCl
terdapat dialam sebagai mineral garam yang diproduksi oleah pertambangan (garam
batu) oleh penguapan dari air asin dan deposito garam bawah tanah dan penguapan
air laut oleh matahari. Stabil dalam continer (wadah) solution, baik disimpan
dalam wadah tetutup kaca dapat menghindari terjadinya pemisahan partikel.
2.
Natrium
Laktat
a.
Menurut
SDF, Hal. 172
Ringer
injeksi dan ringer laktat, perbedaannya ringer injeksi berisi sedikit jumlah
kalsium dan ion potasium. Kekurangan dari ion tersebut membutuhkan penambahan
zat bahan tambahan. Ringer laktat berisi sodium laktat yang dimetabolisme
menjadi sodium bikarbonat dan digunakan untuk membentuk metabolisme asidosis
larutan.
b.
Menurut
RPS, Hal. 821
Digunakan
sodium bikarbonat merupakan suatu subtiluen untuk Natrium bikarbonat dalam
larutan zat cair parenteral terapi elektrolit. Sejak ion laktat umumnya
dimetabolisme sebagaimana dalam stock penyakit akut. Dosis infus intravena,
dewasa, oksidasi, metabolit 500 – 1000 ml dari 0,167 M larutan (equivalen 190 –
280 NaHCO3 larutan).
Dosis
from : 0,167 M. Larutan dalam 150, 250, 500 dan 1000 ml. Pembawa : 5 M dalam 10
M larutan.
c.
Menurut
Ansel, Hal. 448
Natrium
kation utama ekstra sel, sangat penting untuk mempertahankan kenormalan cairan
ekstra sel. Kebutuhan harian Na. rata-rata 135 – 170 mEq (8 – 10 gram NaCl).
Tubuh dapat menahan ion Na. bila ion hilang atau jumlahnya krang dalam makanan.
d.
Menurut
Martindalle, Hal. 640
Naritum
laktat bertujuan pengobatan ini biasanya dibuat dalam solusi / larutan Natrium laktat.
Dapat menyebabkan perpecahan partikel padat kecil dari wadah kaca larutan yang
mengandung partikel tersebut tidak harus digunakan Natrium laktat, biasanya
diberikan secara intravena sebagai larutan yang mengandung 85 % Natrium laktat.
Laju injeksi tidak boleh melebihi 300 ml / gram.
e.
Menurut
RPS, Hal. 821
3.
Kalsium
Klorida
a.
Menurut
RPS, Hal. 817
b.
Menurut
Martindalle, Hal. 1029
c.
Menurut
SDF, Hal. 252
4.
Kalium
Klodrida
a.
Menurut
Ansel, Hal. 449
b.
Menurut
OOP, Hal. 820
c.
Menurut
Martindalle, Hal.
d.
Menurut
RPS 18th, Hal. 819
5.
Aqua
por Injeksi
a.
Menurut
Lacham III, Hal. 1294
Sejauh
ini pembawa yang paling sering digunakan untuk produk steril adalah air karena
air merupakan pembawa untuk semua cairan tubuh keunggulan kualitas yang
disyaratkan untuk penggunaan tersebut diuraikan dalam monografi tentang air
(water fro injection, USP).
b.
Menurut
Ansel, Hal. 406
Pelarut
yang paling sering digunakan pada pembuatan obat suntik secara besar-besaran
adalah air untuk obat suntik (water for injection, USP) air ini dimurnikan
dengan cara penyulingan atau osmosis terbalik (revense osomosis) dan memenuhi
standar yang sama dengan purifeid water, water for injection, USP dan tidak
boleh disyaratkan steril tetapi bebas pirogen.
c.
Menurut
Parrot, Hal. 284
Water
for injection, USP digunakan persterilisasian setelah mencampurkan semua yang
terkandung water for injection disimpan pada suhu kira-kira diatas pertumbuahan
bakteri. Air tersebut tidak mengandung pirogen (penghasil demam) dan produk
metabolitnya menimbulkan mikoorganisme.
d.
Menurut
Sediaan Farmasi Steril, Hal. 86
Air
merupakan pelarut dan pembawa yang paling banyak digunakan pada pembuat sediaan
obat suntik. Menurut beberapa farmakope secara khusus menguraikan tentang air
sebagai pelarut dan pembawa untuk sediaan obat suntik.
“AQUA
PRO INJECTION” pada umumnya adalah air suling meskipun ada beberapa farmakope
menggunakan air yang suling dua kali (AQUA DESTILLATA) pada pembuatan obat
suntik.
IV.
Uraian
Bahan
1.
Natrium
Klorida
2.
Kalium
Klorida
3.
Kalsium
Klorida
4.
Natrium
Laktat
5.
Aqua
pro Injeksi
Nama
Resmi : AQUA PRO INJECTION
Nama
Lain : Aqua pro injeksi
Rumus
Molekul : H2O
Berat
Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Wadah
: Dalam wadah tertutup kedap, disimpan dalam
wadah tertutup kapas berlemak, harus digunakan dalam waktu 30 hari setalah
pembuatan
(FI
Edisi III, Hal. 97)
Kestabilan : Stabil secara kimia dalam bentuk fisika bagian dingan cairan uap
(Excipient,
Hal. 337)
Incomp : Bereaksi dengan obat dan bahan tambahan yang mudah terhidrolisis
(terurai karena adanya air) atau kelembaban pada suhu tinggi, bereaksi kuat
dengan logam alkali.
(Excipient,
Hal. 338)
V.
Farmakologi
VI.
Perhitungan
VII. Cara Kerja
1.
Sterilisasi
Alat
a. Semua
wadah gelas disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 oC selama 20
menit
b. Dibebas
alkalikan dengan HCl 0,1 N panas dibiarkan selama 30 menit kemudiaan dibilas
dengan air untuk injeksi
c. Alat-alat
dibebas sulfurkan dengan cara diredam dalam Na2CO3 2 %
yang mengandung Na. Luryl sulfat 0,1 % selam 12 menit (lalu dibilas dengan ari
injeksi.
2.
Metode
Pencampuran
a. Ditimbang
semua bahan
b. NaCl
dilarutkan dalam 200 ml aqua pro injeksi lalu ditambahkan KCl, CaCl2
dan Na. Laktat
c. Kedalam
larutan tersebut dimasukkan arang 0,1 % kemudian di kocok 5 – 10 ml
d. Dilarutkan,
diamkan hingga karbon aktif mengendap kemudiaan disaring dengan kertas saring
e. Cairan
supernatan jernih yang diperoleh, lalu dicek pHnya menggunakan kertas pH
universal (7). Setelah itu, dicukupkan volumenya ad 1000 ml
3.
Pewadaan
a. Dimasukkan
kedalam botol infus sebanyak 1000 ml, lalu disterilkan dalam autoclave pada
suhu 14 % selama 20 menit
b. Dikemas,
diberi etiket dan brosur
VIII. Etiket
IX.
Brosur
RINGCALL LAKTAT®
Larutan infus untuk pemakaian
intravena
|
BACA DENGAN TELITI
STERIL
BEBAS PIROGEN
Komposisi:
Tiap 1000 ml mengandung:
Na. chlorida 6,0
gram
Kalsium klorida 3,0
gram
Kalium klorida 3,5
gram
Natrium laktat 3,7
gram
Aqua pro injeksi ad 1000 ml
Osmolaritas 274,8 mosm/liter
Setara dengan ion-ion :
Na+ 102,66 Meq/L
K+ 4,024
Meq/L
Laktat 27,66 Meq/L
Ca2+ 2,04
Meq/L
cl- 36,241
Meq/L
cara kerja obat:
·
Merupakan larutan isotonis natrium klorida, kalium klorida, dan natrium
laktat yang komposisinya mirip dengan cairan ekstraseluler
·
Merupakan cairan pengganti pada kasus kehilangan cairan ekstraseluler
·
Merupakan larutan koloidal, mengandung ion-ion terdistribusi ke dalam
cairan intravaskulerdan intertistial.
Indikasi:
Untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi
Cara pemakaian:
·
Intravena, disesuaikan dengan kondisi penderita
Efek samping:
·
Reaksinya memungkinkan terjadi karena larutannya atau pemberiannya
termasuk timbulnya panas, infeksi pada tempat penyuntikan ekstralatasi
·
Bila terjadi reaksi atau efek samping, pemakaian harus dihentikan dan
dilakukan evaluasi terhadap penderita
Peringatan dan perhatian
Jangan dicampur dengan larutan yang mengandung fosfat,
Jangan dipakai bila larutan keruh, wadah dan tutup rusak.
Kemasan: botol plastic 1000 ml
simpan pada suhu
kamar antara 250c sampai 300c
No. reg : DKL
1020100949 A1
No. batch : K
210511
Diproduksi oleh:
PT. C-OCTA FARMA
Makassar-Indonesia
|
Daftar
Pustaka
Alfoso R.G. 1980. “Rennigton’s Pharmaceutical Science
Edisi 18”. Mark Publising Company Eston: Pennyslavania
Ansel. 2007. “The eva Pharmacope ad 23 th The
Pharmaceutical Press: London Tiran 1983”. Pharmaceutical Exipient, American
Pharmaceutical Ascoctation
Dirjen POM. 1979. “Farmakope Indonesia
Edisi III”. Depkes RI: Jakarta
................. 1998. “Farmakope Indonesia Edisi IV”. Depkes
RI: Jakarta
Ganiswara. C. Sulistyo. 1945. “Farmakope dan Terapi Edisi
V”. Depkes RI: Jakarta
Grover. J. Michael. 1985. “Parenteral Techologi Manual”.
Intercharm: USA
Haward. C. Ansel. 1989. “Penghantar Bentuk Sediaan
Farmasi”. UI Press: Jakarta
Hoan. Tjay. Tan dan Kirana Rahardja. 2002. “Obat-Obat
Penting Edisi V”. Gramedia: Indonesia
Kibble. H. Artilur. 2008. “The Pharmaceutical of
Excipient ed. V”. Pennyslvania: USA
Lachman. Leon. 1994. “ Teori dan Praktek Farmasi Industri
III”. UI Press: Jakarta
Rahman. Latif dan Natsir Djide. 2009. “ Sediaan Farmasi
Steril” UNHAS: Makassar
Rexhold. C.F. James. 1982. “Martindalle 28th”.
London
Salyoren. T. Robert. 1971. “Steril Dosage Form”. Greek
Britoin Heny. Bampton Published: London
Scoville’s. 1987. “The art of Company ad-9”. The graw all
book company: London
Syamsuni. 2005. “Ilmu Resep”. EGC:
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar